Beberapa staf Setwan terlihat mengusir wartawan yang sedang mengambil gambar, meskipun mereka memiliki hak meliput acara penting tersebut. Lebih buruk lagi, ruang yang seharusnya diperuntukkan bagi wartawan malah diambil alih oleh para tamu undangan, mengakibatkan para wartawan kesulitan mengakses area peliputan.

"Jangan di sini, Pak. Yang tidak berkepentingan silakan keluar," ucap salah satu staf Setwan kepada seorang wartawan yang mencoba mendokumentasikan acara pelantikan.

Ketegangan memuncak ketika staf Setwan mulai menutup akses ke ruang yang biasa digunakan wartawan untuk melakukan peliputan, menyebabkan adu mulut antara staf dan awak media. Para wartawan merasa bahwa mereka diperlakukan tidak adil dan tidak dihargai selama pelantikan.

"Harusnya disiapkan ruang khusus untuk wartawan, bukan malah diusir seperti ini. Sepertinya Setwan kurang persiapan. Kami di sini juga bekerja, jadi harus ada saling menghargai," kata Riky, salah seorang wartawan yang kecewa dengan situasi tersebut.

Akibat situasi yang tidak kondusif, beberapa wartawan memilih untuk menonton jalannya pelantikan melalui siaran televisi yang tersedia di ruang-ruang fraksi. Namun, akses siaran tersebut terhambat oleh masalah internet, menambah kekecewaan para awak media.

Acara yang diharapkan berlangsung tertib dan lancar justru meninggalkan kesan buruk bagi banyak pihak, terutama media, karena sikap kurang kooperatif dari oknum staf Setwan Kabupaten Tangerang.