Ubah Stigma tentang Epilepsi, Siloam Hospitals Lippo Village Gelar Seminar

Ubah Stigma tentang Epilepsi, Siloam Hospitals Lippo Village Gelar Seminar

detakbanten.com TANGERANG - Diseluruh dunia diperkirakan terdapat 4 – 10 penyandang epilepsi per 1.000 penduduk per tahun. Sedangkan di Indonesia dari sekitar 250 juta penduduk diperkirakan terdapat 1,5 – 2,4 juta penyandang epilepsi yang memerlukan pengobatan.

Hal tersebut diungkapkan dokter spesialis saraf Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV) dr. Retno Jayantri Ketaren, SpS sebagai saat seminar dalam memperingati Hari Epilepsi Sedunia dengan tema "Mari Peduli Epilepsi" pada Sabtu (21/4/2018).

Menurutnya, serangan epilepsi dapat berbeda-beda pada setiap kasus karena tergantung pada fungsi otak mana yang terganggu, selain berupa kejang-kejang serangan epilepsi dapat pula berupa hilang kesadaraan sesaat seperti ‘bengong’, tiba-tiba menjatuhkan atau melempar benda yang dipegang. "Hal inilah yang harus dan perlu diketahui baik keluarga terdekat maupun khalayak ramai," katanya.

Sementara Direktur SHLV dr. Jeffry Oeswandi, MARS mengatakan, seminar bagi masyarakat awam, serta pasien dan keluarga dengan epilepsi, agar mitos yang beredar di masyarakat tentang epilepsi bisa diluruskan. Epilepsi bukan karena hal-hal aneh dan tidak berhubungan dengan kutukan atau apa pun.

“Sebenarnya epilepsi dapat dikontrol dengan minum obat teratur dan kontrol pengobatan yang baik sesuai kondisi perorangan pasien. Penyandang epilepsi juga dapat hidup dan bekerja seperti orang kebanyakan,” tambahnya.

Di masyarakat awam, sebagian dari kita masih belum paham tentang apa itu epilepsi dan bagaimana seharusnya penanganannya, bahkan pasien dan keluarga masih malu dan menutupi bila ada anggota keluarga dengan epilepsi. Seminar ini akan memperlengkapi masyarakat awam mengenai strategi pengobatan dan memotivasi agar jangan memberi stigma negatif terhadap penyandang epilepsi.

“Siloam Hospitals Lippo Village sebagai salah satu rumah sakit swasta terkemuka di propinsi Banten, siap melayani pasien dengan epilepsi," ujar Head of Business Development Division SHLV Alexander Mutak.

Kata dia, proses penanganan pasien tidak cukup hanya menangani pasien saja, akan tetapi yang paling penting yaitu orang terdekat yang tinggal serumah dengan pasien, seperti orang tua, anak, keluarga terdekat.

"Penting karena mereka yang selalu ada bersama penyandang epilepsi setiap hari agar tidak panik setiap kali ada serangan terhadap pasien epilepsi," tandasnya.

 

 

Go to top