Wakil Walikota Serang Monitoring Belajar Tatap Muka

Wakil Walikota Serang Monitoring Belajar Tatap Muka
detakbanten.com SERANG –  Wakil Wali Kota Serang  melakukan monitoring langsung kegiatan belajar tatap muka yang sudah disepakati oleh tim gugus tugas, pihak sekolah dan wali murid di SD Negeri Curug dan SMP Negeri 11 Kota Serang. Selasa (18/8/2020).
 
"Alhamdulilah semuanya lancar dengan mengedepankan protokol kesehatan, mayoritas semuanya diijinkan oleh orang tuanya untuk kegiatan ini," kata Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin kepada awak media.
 
Dari 100 persen orang tua wali murid, 90 sampai 92 persen sudah membuat persetujuan adanya belajar di kelas atau tatap muka yang tentunya dengan 
penerapan protokol kesehatan sesuai anjuran penerintah dengan melakukan pengecekan suhu, cuci tangan, nemakai masker dan jaga jarak. 
 
"Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan," jelasnya.
 
Sedangkan untuk pengawasan sendiri, kata dia, sudah dilakukan pengawasan intens baik dari pemerintah, guru maupun dari para pengawas dan semua unsur dilibatkan.
 
"Pengawasannya sudah ditingkatkan, jika belajar ini memang betul-betul bermanfaat kita lanjutkan." terangnya.
 
Namun, lanjut Subadri, kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan, setidaknya telah dilakukan ikhtiar dalam rangka bersama-sama mencerdaskan anak bangsa dan mengabulkan aspirasi dari wali murid untuk melakukan sekolah tatap muka.
 
"Adanya poin poin yang menyebutkan bahwa pihak sekolah tidak bertanggung jawab terjadi sesuatu dalam kegiatan belajar tatap muka ini maksudnya  bukan pemerintah mau cuci tangan, bukan juga tidak mau disalahkan tapi untuk menghindari kefitnahan kefitnahan, agar wali murid tidak menyalahkanpihak lain, karena ini dalam rangka mencerdaskan anak.bangsa dan pada akhirnya juga saling jaga."Tandasnya
 
Ditempat sama, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang Nursalim menyampaikan bahwa, proses belajar tatap muka ini atas dasar inspirasi dari para wali murid dan adanya surat edaran dari pusat dari zona kuning diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka, maka pihaknya dan gugus tugas sepakat untuk membuka pembelajaran. 
 
"Kabupaten/kota lain sudah, tapi kita dengan pengalaman kabupaten/kota lain yang tidak mau sebentar dibuka dan sebentar ditutup, itu kan hal yang lucu. Oleh karena itu, kami mengambil sikap, bukan hanya orang tua yang menandatangani surat pernyataan. Tapi guru, kepala, komite sekolah menandatangani," katanya.
 
Pihaknya juga akan mempresentasikan, ada berapa sekolah yang siap dan tidak siap hari ini. Akan tetapi, pihaknya juga masih memberlakukan daring jika ada orang tua wali murid yang masih belum sepakat. 
 
"Kita inginnya keseluruhan sekolah melaksanakan kegiatan ini, tapi dengan satu syarat siap betul protokol kesehatannya, siap betul aturan mainnya (SOP)," ujarnya.
 
Kalau ada laporan dari pengawas, masih kata Nursalim, ada salah satu sekolah yang tidak memenuhi protokol kesehatan, sekolah itu tidak diijinkan membuka pembelajaran.
 

"Makannya laporannya belum, karena hari ini hari pertama, sekolah mana yang belum siap, akan kita hentikan. Karena memang kita tetap mengutamakan keselamatan manusianya, daripada kita populer kemudian jadi masalah. Ini catatan kami, sesuai gugus tugas, maka kalau sekolah belum siap, misalnya protokol kesehatan belum siap dan gurunya belum rapid test," tambahnya.

 

 

Go to top