Bahaya Laten Paceklik

Bahaya Laten Paceklik

detaktangsel.comEDITORIAL - Musim kemarau mulai merambah sejumlah daerah di Tanah Air. Selain mengalami krisis air bersih, terutama masyarakat petani bakal menghadapi bahaya laten paceklik menyusul musim kemarau.

Di sisi lain, penghuni 'planet' Nusantara cenderung menyibukkan diri dalam hal-hal yang berbau politik. Entah politik kebijakan, entah politik ekonomi, dan entah konsolidasi organisasi partai politik. Praktis kalangan elit politik menyusun strategi menjelang pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi – Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Adakah kebijakan politik baru yang menjadi 'berkah' bagi rakyat dalam membangun jatidiri secara utuh? Tentu, pertanyaan ini memerlukan waktu panjang. Juga, bisa jadi, dalam waktu sangat panjang pun rakyat tidak menikmati 'keberkahan' dari sebuah kebijakan politik.

Semua sangat tergantung dari kemauan dan kemampuan pemimpin dalam mengelola kebijakan. Siapa pun pemimpin itu, kalau tidak bisa menanggalkan kepentingan kelompoknya, golongannya, dan partainya. Bagaimana kita bisa melakukan revolusi batin bila situasi dan kondisinya tidak memungkinkan. Tekad ini harus dibentengi kemauan dan kemampuan yang kuat.

Musim kemarau segera tiba. Musibah pun akan menjerat rakyat. Sementara pemerintah beserta elit politik yang bernama wakil rakyat tidak punya kemauan dan kemampuan mencegah sekaligus menangkal (cekal) lonjokan harga. Lalu, apa kerja mereka kalau rakyat tetap menjadi korban dari sebuah kebijakan.

Kondisi di salah satu daerah Banten misalnya, rakyat mulai mengalami krisis air bersih. Lalu, bagaimana responsif pemerintah setempat terhadap permasalahan krisis air bersih ini.

Pesta demokrasi, Pileg dan Pilpres, baru berlalu. Rakyat larut menyemangati pemilihan pemimpin baru. Namun, apa yang diperoleh dari sebuah pesta demokrasi tersebut. Anggota dewan sudah terpilih. Presiden pun telah terpilih. Pernahkah para elit politik memilih kebijakan yang benar-benar murni untuk kepentingan rakyat kecil? Kepentingan itu tanpa diembel-embelin kepentingan bisnis, kepentingan politik, dan kepentingan pencitraan.

Ingat musim kemarau tidak hanya bahaya laten dalam kehidupan masyarakat petani, juga bagi rakyat Indonesia. Kiranya, pemimpin nasional yang terpilih berkat campur tangan rakyat menanggalkan kepentingan politik. Rakyat menunggu perubahan. Perubahan yang membawa keberkahan.

 

 

Go to top

Joomla! Debug Console

Session

Profile Information

Memory Usage

Database Queries