Kamomose, Tradisi Unik Masyarakat Buton Tengah dalam Mencari Jodoh

Tradisi Kamomose di Buton Tengah. Ilustrasi: Aisyah/db Tradisi Kamomose di Buton Tengah. Ilustrasi: Aisyah/db

Detakbanten.com, NASIONAL -- Kamomose adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sulteng), dalam rangka mencari jodoh. Tradisi ini umumnya diikuti oleh para muda-mudi yang berharap menemukan pasangan hidup.

Tradisi Kamomose merupakan warisan turun temurun yang khusus dilaksanakan di Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah. Biasanya, tradisi ini diselenggarakan setiap tahun pada malam setelah Hari Raya Idul Fitri.

Pada acara tersebut, ratusan wanita mengenakan pakaian adat berdiri berhadapan dalam barisan. Di tengah-tengah barisan wanita tersebut, terdapat sebuah wadah berisi baskom yang berisi lilin yang menyala.

Bagi para pemuda yang ingin mengikuti tradisi ini, mereka harus membeli kacang tanah yang dijajakan oleh warga sekitar tempat acara berlangsung. Dalam tradisi Kamomose, jika seorang pemuda tertarik pada salah satu gadis, ia akan melemparkan satu biji kacang goreng ke dalam baskom yang dibawa oleh para wanita.

Menurut tokoh adat setempat, kacang hanya sebagai pengganti, karena pada zaman dahulu bukan kacang yang dilemparkan dalam tradisi Kamomose, melainkan koin atau mata uang Belanda. Saat ini, pemuda juga dapat melemparkan uang, minuman dingin, atau benda berharga lainnya untuk menarik perhatian peserta.

Jika salah satu gadis memberikan respon positif, pemuda tersebut akan memberitahukan kepada keluarganya untuk meminang gadis tersebut. Selain itu, warga setempat juga percaya bahwa pemuda yang berhasil memadamkan lilin di dalam baskom adalah jodohnya. Setelah itu, gadis tersebut dan keluarganya akan melakukan rundingan. Jika kedua belah pihak setuju, hubungan tersebut akan dilanjutkan ke tahap yang lebih serius.

Tradisi Kamomose merupakan bagian dari kearifan lokal masyarakat Buton Tengah dan menjadi bentuk ekspresi budaya yang unik dalam mencari jodoh di daerah tersebut. Tradisi ini memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan dalam komunitas, serta mempertahankan warisan budaya yang telah ada selama bertahun-tahun.

 

 

Go to top