Anak Penjarakan Ibu, Dimana Nuranimu Nak?

Anak Penjarakan Ibu, Dimana Nuranimu Nak?

detakbanten.com NASIONAL - Miris membaca sebuah tulisan dengan judul “Berawal Cekcok Soal Baju Ibu yang Dipolisikan Anak di Demak Kini Ditahan”, sebagaimana dilansir detiknews.com. edisi 09 jan 2021. Memberitakan seorang anak begitu tega melaporkan ibunya sehingga ditahan hanya di karena kan cek-cok soal baju.

Sedangkan di Nusa Tenggara Barat seorang anak penjarakan ibu hanya karena sepeda motor, seperti dilansir Tribunews.com Lombok edisi 29 Juni 2020. Kepada polisi M inisial anak melaporkan ibu kandungnya karena masalah motor. Namun laporannya pun ditolak langsung oleh Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suhartono, dan diminta agar permaslaahan ini diselesaikan secara keleluargaan.

Fenomena seperti ini seakan bukan hal yang aneh, kemerosotan moral anak begitu terlihat pada saat ini. Penyenbab Kemerosotan akhlak anak memang bukan hanya yang disebabkan oleh anak saja. Banyak factor lain yang menyebabkan ini semua. Saat ini seolah sudah menjadi hal yang lumrah kekerasan itu menjadi tontonan dan santapan yang sering dilihat.

Seorang ibu yang telah mengandung Sembilan bulan, melahirkan dengan mempertaruhkan nyawa, serta mendidik harusnya menjadi sosok yang harus kita perlakukan dengan luar biasa. Ibu akan rela mengorbankan apa saja demi buah hatinya. Bahkan seorang ibu rela tak makan demi anaknya tidak merasakan lapar.

Ketika sahabat bertanya pada Rosul siapa yang harus dihormati, maka rosul menjawab ibumu, ibumu ibumu lalu bapakmu. Mulianya seorang ibu hingga ada sebuah hadist mengatakan surga di bawah telapak kaki ibu.

Ini menunjukkan bahwa derajat ibu sebagai sosok yang dibormati tiga kali lipat dibanding ayah. Ibu memang luar biasa. Pepatah mengatakan kasih ibu sepanjang jalan, lalu apakah pantas seorang ibu mendapatkan perlakuan dari anak yang tega hingga memenjarakannya?

Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sungguh ada harapan besar dan keinginan yang sangat tinggi yang ingin dicapai melalui pendidikan. Dimana Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan orang untuk mengubah manusia sesuai dengan apa ada dalam kalimat di atas. Sungguh harapan dan cita-cita yang sangat mulia dan tinggi.

Jangan sampai suatu saat akan tumbuh generasi-generasi berperilaku preman yang hanya mengedepankan emosi dan otot saja. Jika sudah seperti ini apa yang harus kita perbuat? Karena penyesalan diakhir takkan ada guna.

Berharap peran pemerintah dan segenap aparat dan seluruh rakyat Indonesia, lingkungan keluarga, dan sekolah bersinergi dalam memperhatikan hal-hal yang penting dalam kondisi seperti ini. Hampir setiap hari kita disuguhkan dengan tayangan kekerasan dan berbau preman. Ayo bersama menyadarkan umat dengan melakukan hal kecil yang dapat bermamfaat bagi orang. Sebaik-baik orang adalah yang bermamfaat bagi orang lain, sebagaimana hadist menjelaskan . wallahua’lam

Penulis : Yani Suryani (Pengajar di Madrasah)

 

 

 

Go to top