Inilah Catatan BI Terhadap Perekonomian di Banten Ditengah Pandemi COVID-19

Ilustrasi Ilustrasi

detakbanten.com.SERANG,- Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten mencatat, ditengah pandemi COVID-19, stabilitas keuangan di Provinsi Banten masih menunjukan kinerja yang baik.

Hal tersebut dikatakan Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Banten Erwin Soeriadimadja saat memberikan keterangan tertulis kepada awak media, Selasa (23/6/2020).

"Itu tercermin dari pertumbuhan indikator utama perbankan antara lain aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit yang masih tumbuh positif," kata Erwin.

Namun, Erwin menerangkan, Pertumbuhan kredit triwulan I 2020 menunjukkan perlambatan bila dibandingkan triwulan IV 2019 atau rata-rata tiga tahun terakhir.

Pada triwulan II 2020 pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih melambat bahkan terkoreksi lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju Pertumbuhan Ekonomi diprakirakan sebesar -1,2% - 0,8% (yoy).

"Koreksi pertumbuhan ekonomi merupakan lanjutan dari perlambatan yang lebih dalam di berbagai sektor unggulan, seperti sektor Industri Pengolahan, sektor Perdangangan, dan sektor Konstruksi," terangnya.

Pada triwulan II 2020, Erwin mengungkapkan, dampak dari COVID-19 dirasakan lebih besar seiring dengan berlakunya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di wilayah Tangerang Raya.

"Dari sisi pengeluaran, penurunan ekspektasi Konsumsi Rumah Tangga berlanjut seiring dengan melemahnya aktivitas ekonomi. Demikian pula dengan investasi dan ekspor yang masih terganggu," ungkapnya.

Dengan demikian, menurut Erwin, Inflasi triwulan II 2020 diprakirakan akan menurun dalam rentang 2,5%-2,9%. Penurunan level inflasi didorong oleh menurunnya tekanan tarif jasa angkutan udara seiring dengan himbauan larangan mudik Lebaran.

"Inflasi lebih lanjut tertahan oleh peningkatan harga emas domestik seiring naiknya harga emas dunia. Dari sisi Bahan Makanan, Minuman, dan Tembakau, peningkatan terjadi didorong oleh komoditas bawang merah dan daging ayam ras," jelasnya.

Meski begitu, Erwin mengakui, Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan III 2020 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2020 didukung oleh Konsumsi Rumah Tangga, Investasi, dan membaiknya kinerja ekspor-impor terutama antar daerah.

"Di sisi penawaran, sebagian lapangan usaha utama diperkirakan akan tumbuh meningkat antara lain Perdagangan, Pertanian, Akomodasi & Makan Minum, dan Transportasi & Pergudangan," terang Erwin.

Di sisi perkembangan harga, sambung Erwin, laju inflasi Provinsi Banten pada triwulan III 2020 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan II 2020.

Namun, lanjut dia, laju inflasi pada tahun 2020 masih sejalan dengan target pemerintah di kisaran 3,0±1% (yoy) meskipun diperkirakan lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi tahun 2019.

Erwin juga mengatakan, Untuk keseluruhan tahun 2020, perekonomian Provinsi Banten diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan tahun 2019 disebabkan oleh adanya pandemi COVID-19 yang menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga, investasi, baik swasta maupun pemerintah, dan kinerja ekspor baik antar daerah maupun luar negeri.

"Perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten tersebut akan berdampak pada penurunan tekanan inflasi pada tahun 2020, Inflasi provinsi Banten 2020 diperkirakan masih akan sejalan dengan target pemerintah yaitu di kisaran 3,0±1% (yoy)," ujar Erwin.

Namun demikian, kata dia, terdapat beberapa risiko dan tantangan yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi sehingga harus menjadi perhatian bagi pemerintah pusat dan daerah.

"Risiko pandemi global virus COVID-19 yang berkepanjangan, perekonomian negara dan kawasan tujuan utama ekspor berpotensi terkoreksi pada tahun 2020," jelas Erwin.

Potensi lain, dijelaskan Erwin, seperti ketidakpastian pasca negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok tahap I yang dapat berdampak pada kinerja industri manufaktur.

"Kedua negara akan mempengaruhi permintaan ekspor produk Indonesia ke kedua negara tersebut," tambahnya.

Ke depannya, ditambahkan Erwin, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan OJK untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-1,dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

"BI akan melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tandasnya

 

 

Go to top