Jaman Lagi Sulit Saldo ATM Penerima Bansos Covid Diduga Dikuras Oknum
Detakbanten.com KOTA TANGERANG - Kasus dugaan penyelewengan penyaluran bantuan sosial (Bansos) mencuat di Kelurahan Cikokol, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Bansos yang disinyalir diselewengkan berupa distribusi untuk pangan non tunai (BPNT) dan program keluarga harapan (PKH).
Edi Syaputra (47) tokoh pemuda Kota Tangerang mengatakan, bermula sejumlah warga sempat menghubunginya untuk diminta bantuan. Seharusnya mereka sudah mendapat bantuan secara langsung melalui kartu keluarga sejahtera (KKS).
Menurutnya, warga yang sudah tercatat dalam KPM otomatis mendapatkan KKS. Melalui kartu itu bisa digunakan untuk pencairan bansos KPM yang digelontorkan pemerintah.
Tetapi sejak program bantuan tunai itu digulirkan pada 2020, sejumlah warga sebagai KPM dikabarkan belum menikmati Bansos.
"KKS itu bisa digunakan warga untuk mencairkan dana bantuan. Layaknya kartu ATM untuk pencairan di Bank," ucapnya.
Hanya saja menurut Edhi, melalui penelusurannya saat ini KPM sudah tidak lagi mengantongi saldo.
"Sudah ludes dananya. Salah seorang warga penerima manfaat tidak mempunyai saldo. Pas dicek cuma ada Rp6. Kasihan, sejak 2020 program itu diluncurkan banyak KPM yang tidak bisa menikmati dananya," tegas Edhi kepada wartawan, Kamis (25/8/2021).
"Ada yang mendapat bantuan tapi ada juga yang hanya separuhnya saja dikasih petugasnya (TKS/TKSK petugas di tingkat kelurahan dan kecamatan, red). Bahkan ada yang semenjak menerima kartu tapi tidak pernah nerima bantuan samasekali," ungkapnya melanjutkan.
Menurutnya, pada pedoman program bantuan 2021-2024 besaran bansos PKH bergantung komposisi anggota keluarga penerima manfaat (KPM).
Dan tidak mesti yang tercatat sebagai warga tidak mampu saja, tetapi kriteria terdampak ekonomi akibat covid-19 bisa mendapatkan bansos.
"Yakni keluarga dengan ibu hamil dan anak usia dini akan mendapatkan Rp3 juta," tukas Edhi.
Lalu dia melanjutkan, untuk keluarga yang memiliki anak yang duduk di bangku SD mendapat bantuan sebesar Rp 900.000, SMP Rp 1,5 juta, dan SMA Rp 2 juta.
"Sedangkan keluarga yang memiliki anggota disabilitas atau lansia mendapatkan Rp 2,4 juta. Untuk BPNT diberikan sebesar Rp 200.000 per bulan," ucapnya menerangkan.
Kami bakal tetap menelusuri bukti bukti lain dan akan dilaporkan ke pihak yang berwajib. Pasalnya dugaan penyelewengan Bansos ini juga terjadi tidak hanya terjadi di tingkat atas saja.
Saat masyarakat terdampak covid-19 sedang membutuhkan bantuan pangan dan keuangan. Tetapi kalau diselewengkan untuk kepentingan pribadi pihaknya mempertanyakan keadilan warga.
"Saya sedang mengumpulkan data. Kalau sudah lengkap akan dilaporkan. Saya menduga bukan saja terjadi di wilayah Cikokol saja. Tetapi potensi terjadi di wilayah lain," pungkasnya.