Tegas, Legislator Tangsel Pukul Wasit Pakujaya Cup 7 Kena Sanksi Panitia

Edi Mamat, jersey putih merah dibawa panitia keluar lapangan pertandingan. Edi Mamat, jersey putih merah dibawa panitia keluar lapangan pertandingan.

detakbanten.com, TANGSEL-Insiden pemukulan oleh Anggota DPRD Kota Tangsel, Edi Mamat kepada wasit pemimpin pertandingan sepakbola Pakujaya Cup ke 7 di lapangan Pakujaya, Serpong Utara, akhirnya terdengar ke telinga pimpinan Fraksi Gerindra DPRD Tangsel.

Bahkan, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Tangsel, Ahmad Syawqi mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan teguran keras kepada Edi Mamat dan meminta melakukan klarifikasi atas kejadian tersebut.

"Saya selaku ketua fraksi meminta maaf kepada semua pihak atas kejadian yang terjadi, Pimpinan fraksi sudah tegur keras. Secara resmi kami sudah bersurat kepada saudara EM (Edi Mamat-red)," kata Syawqi saat di konfirmasi wartawan melalui aplikasi Whatsapp, Sabtu (11/6/2022).

Edi Mamat juga diminta untuk mengklarifikasi atas kejadian tersebut. Selanjutnya, Syawqi jelaskan bahwa yang bersangkutan agar segera menyelesaikan persoalan kepada pihak yang merasa dirugikan.

"Termasuk masyarakat pecinta sepak bola ataupun klub," terang Syawqi.

Menurutnya, Fraksi Gerindra DPRD Kota Tangsel pasca insiden dugaan pemukulan yang dilakukan Anggota fraksinya itu, belum bisa menjatuhkan sanksi kepada anggotanya yang diduga terlibat pemukulan. Namun akan mengedepankan musyawarah kepada masing-masing pihak.

"Gerindra partai yang punya ketegasan eksternal maupun internal. Tapi kita kedepankan musyawarah," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Insiden wasit di pukul pemain mewarnai laga Orkil FC Serpong versus Sruntulan FC Bandara Soetta di stadion mini Pakujaya, Serpong Utara, Jumat sore, (10/6/2022).

Wasit yang belakangan diketahui bernama Eka itu, di pukul pemain dari kesebelasan Orkil bernomor punggung 7, Edi Mamat. Edi Mamat merupakan Anggota DPRD Kota Tangsel dari Fraksi Partai Gerindra-PAN.

Usai pertandingan, Edi Mamat melakukan pemukulan kepada wasit karena dirinya merasa emosi lantaran dua kali dilanggar pemain lawan, wasit tidak memberikan pelanggaran ke pemain lawan.

"Kalau sekali gua ngak masalah, dua kali gua di gituin (dilanggar dengan dengkul-red). Dua kali ginian gw (ekor belakang-red) di dengkulin. Tau sendiri kalau ginian di dengkulin, gua sampe sempoyongan," kata Edi Mamat.

Menurutnya, wasit adalah hakim di dalam lapangan karena dia ditunjuk panitia. Wasit harus adil dan bukan berat sebelah. Bahkan, kata Edi, ketika ia di langgar pemain lawan, wasit tidak memberinya pelanggaran kepada lawan.

"Gua marah karena pemain ngak diberi pelanggaran. Seharusnya gua mendapat pelanggaran, tapi wasit melanjutkan permainan," ungkapnya.

Soal emosi yang terjadi di dalam lapangan, karena ia spontanitas merasa sebagai rakyat dan bukan pejabat. Edi juga memahami soal jabatan anggota dewan yang ada padanya selama ini cukup melekat, namun karena menganggap wasit tidak adil, Edi pun tersulut emosinya.

"Gua kalau megang bola, ngak masalah. Ini ngak ada bola, gua di hajar dua kali. Kita minta panitia mempertimbangkan wasit, nanti jelek permainan," pungkasnya.

Pada pertandingan tersebut, kesebelasan yang di bela Edi Mamat, Orkil FC Serpong, akhirnya melaju ke putaran dua setelah menang adu penalti dengan skor 3-0.

 

 

Go to top