Murid SDN di Kabupaten Tangerang Jadi Korban Bullying

SDN Bunar III, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang. SDN Bunar III, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang. Iday

detakbanten.com KAB. TANGERANG - Peristiwa kekerasan terhadap siswa menimpa seorang siswa kelas IV SDN Bunar III, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang. Murid berinisial H, korban mengalami bullying teman sekelasnya. Ia dipaksa meminum urin dan dipukul empat temannya.

Nenek korban Emah mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada Selasa, (7/11/2017) pada saat jam istirahat di sekolah. Di dalam kelas empat orang siswa berinisial M, N, O dan D memaksa cucunya unutk meminum air kencing yang telah disimpan dalam botol minuman.

Emah mengaku cucunya tak bisa melawan. Sebab, korban dipegangi dan mengancam akan dipukul agar cucunya mau meminum air kencing. Mereka pun mengancam H untuk tidak melapor ke orang tua. “Sebenarnya selain cucu saya ada dua siswa lain yang akan menjadi korban. Cuma kedua anaknya berhasil kabur karena melawan. Tinggal cucu saya saja yang tak bisa kabur karena takut dan keburu dipegangi,” ujarnya.

Menurut Emah akibat kejadian tersebut cucunya terus mengalami muntah-muntah dan terus buang air besar. Selain itu akibat kejadian tersebut cucunya menjadi sering ketakutan khususnya saat bertemu para pelaku dan orang asing. “Awalnya tak mau mengaku namun setelah dipaksa bicara akhirnya cucu saya menceritakan semua kejadian yang menimpanya,” tutur Emah.

Baca juga:213.264 Warga di Banten Belum Memiliki KTP Elektronik

Setelah mengetahui kejadian tersebut menurut Emah dirinya langsung mendatangi pihak sekolah. Dirinya ingin mengecek kebenaran laporan cucunya sekaligus menanyakan kenapa kejadian tersebut bisa terjadi mengingat peristiwa tersebut terjadi saat jam sekolah. “Beberapa temannya membenarkan kejadian tersebut. Bahkan mereka menunjukan botol minuman dan muntahan cucunya yang masih belum dipel saat dipaksa meminum air kencing temannya,” jelas Emah.

Sementara, ayah korban Ahmad Ismail mengaku kecewa mendengar kejadian yang menimpa anaknya tersebut. Terlebih kejadian tersebut terjadi saat peristiwa tersebut terjadi saat jam sekolah. “Pokoknya saya akan meminta penjelasan kenapa ini bisa terjadi. Dan yang paling utama saya tak ingin anak saya maupun teman-temannya yang lain menjadi korban intimidasi di sekolah,” tegasnya.

Bahkan Ahmad mengaku dirinya akan mendatangi para orang tua pelaku untuk meminta agar memberikan perhatian lebih kepada anaknya sehingga tidak melakukan kepada anaknya dan siswa lainnya. “Saya nanti datangi juga orang tua para pelaku untuk meminta pertanggungjawaban,” pungkasnya.

Go to top