Pembangunan Tata Ruang Kota Serang Dianggap Gagal

Pembangunan Tata Ruang Kota Serang Dianggap Gagal

detakbanten.com SERANG - Pembangunan Tata Ruang di Kota Serang-Banten, dianggap Gagal oleh Komunitas Riung Hijau. Pasalnya, berbagai pembangunan belum tercapai dengan maksimal. Untuk itu, diperlukan pembenahan guna meningkatkan pembangunan.

Salah seorang Komunitas Riung Hijau, Anton Susilo mengatakan, Konsep pembangunan idealnya tidak hanya mengedepankan aspek pertumbuhan ekonomi, melainkan juga harus melihat aspek lingkungan, sosial dan kebudayaan.

"Hal itu juga berlaku dalam perencanaan tata ruang kota, di mana visi yang diusung adalah menciptakan kenyamanan, keamanan dan ketertiban bagi setiap warga di mana mereka tinggal," ujar Anton dalam rilisnya, Jumat (05/06/15).

Anton menyatakan, seperti pembangunan infrastruktur jalan. Hal itu tidak hanya dilihat dari kualitas bangunan, tetapi juga kemudahan aksesibilitas yang dapat menghubungan satu tempat ke tempat lainya perlu diperhatikan.

Menurutnya, pembangunan atau pelebaran jalan seharusnya bukan hanya untuk mengurangi kemacetan saja, tetapi juga untuk menciptakan kenyaman bagi para pengguna, mengurangi resiko kecelakaan dan bahaya yang bersifat non tekhnis, seperti bencana alam, atau kemungkinan buruk lain seperti pohon tumbang, reklame roboh dan sebagainya.

"Untuk itu, perencanaan tata ruang kota harus terintegrasi dan bersifat jangka panjang, bukan hanya mengejar proyek tanpa memiliki perencanaan yang berkesinambungan," ungkapnya.

Diungkapkan Anton, keindahan dan penataan suatu Kota dapat terlihat dengan tesedianya berbagai pilihan bagi para masyarakat berinteraksi secara sosial, ekonomi, dan kebudayaan, memiliki puast niaga, pusat administrasi sekaligus ruang ruang ruang public untuk beristirahat seperti taman kota atau taman budaya dan sejenisnya.

Jika melihat pembangunan tata ruang di kota Serang, hal tersebut masih jauh dari harapan, sebab saat ini kualitas jalan di Kota Serang sangat buruk, rawan kecelakaan, semerawut dan tidak integratif.

"Seperti pembangunan median di beberapa ruas jalan seperti jalan jendral Sudirman, jalan Ahmad Yani, lintas Kabupaten Serang dari Kebon Jahe menuju Palima, termasuk di komplek KP3B yang terkesan asal dan dapat membahayakan para pengguna jalan, di tambah adanya penanaman pohon di sepanjang median jalan Jendral Soedirman," terangnya.

Menurut Anton, penanaman pohon yang dilakukan Pemerintah kota Serang untuk menciptakan keindahan kota dan keteduhan belum tepat, sebab, media tanam yang ada pohon itu jelas tidak cocok, karena idealnya untuk tanaman yang memiliki ketinggian lebih dari 15 meter sejenis itu harus memiliki luas media lebih dari dua meter, sementara median yang ada di jalan itu kurang dari 1 meter.

"Kondisi itu tentu tidak akan kuat untuk menahan jika pohon itu tumbuh besar dan dihempas angin, median yang ada di jalan itu hanya cocok untuk tanaman hias dengan ketinggian maksimal 3 meter," jelas Anton.

Anton menegaskan, memaksakan diri untuk menanam pohon sejenis itu, jelas akan membahayakan para pengguna jalan di kemudian hari. Jadi, Pemerintah Kota Serang dari sisi pembangunan tata ruang kota memang tidak terencana dengan baik dan tidak bersifat integrative.

"Ini menjadi bukti bahwa hal yang sederhana saja tidak dipikirkan dengan baik oleh Pemerintah kota Serang, bagaimana bisa untuk menciptakan gagasan besar seperti Kota Serang Madani," tegasnya.

 

 

Go to top

Joomla! Debug Console

Session

Profile Information

Memory Usage

Database Queries