Tiga Calon Walikota Tangsel Bicara Soal Partisipasi Masyarakat

Tiga Calon Walikota Tangsel Bicara Soal Partisipasi Masyarakat

detakbanten.com SERPONG UTARA. Mendekati beberap hari menjelang pencoblosan pada 9 Desember nanti, tentunya menjadi perbincangan besar soal tingkat partisipasi pemilih pada ajang pesta demokrasi Pilkada di Tangerang Selatan.

Dari data yang terhimpun, sepanjang perjalanan pemilu di Tangsel, mulai dari Pilkada 2010 dengan tingkat kehadiran pemilih sebanyak 417.748 (57%), Pilgub 2011 sebanyak 418.722 (56%), Pileg 2014 sebanyak 659.845 (67%), Pilpres 2014 sebanyak 702.478 (80%), data menunjukan partisipasi pemilih di Tangsel semakin meningkat.

Namun, untuk Pilkada 2015 justru masih menjadi pertanyaan apakah jumlah pemilih akan bertambah lagi, atau justru partisipasi akan berkurang. Ditambah dengan terbatasnya sosialisasi yang harus dilakukan oleh pasangan calon.

Hal itu terungkap dalam diskusi yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tangsel, di salah satu rumah makan kawasan Alam Sutera, Senin (30/11/2015),dengan menghadirkan seluruh Calon Walikota Tangsel, yaitu Ikhsan Modjo, Arsid, dan Airin Rachmi Diany.

Diskusi yang mengusung tema "Meningkatkan Partisipasi dan Pilkada Berkualitas" itu, dihadiri juga tokoh masyarakat, anggota DPRD Tangsel, serta Ketua Umum PWI, Margiono.

Dalam kesempatan itu masing-masing pasangan calon menyampaikan pendapatnya soal partisipasi pemilih serta mewujudkan pilkada yang berkualitas baik pada Pilkada Tangsel 2015 ini.

"Soal meningkatkan partisipasi, tidak hanya menjadi tanggungjawab para pasangan calon saja. Tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat yang tahu akan adanya pesta demokrasi ini dan mengajak masyarakat lainnya agar memberi sikap politik pada Pilkada ini," ungkap Airin yang hadir sebagai paslon Wali Kota Tangsel.

Lanjut Airin, pihaknya dan Benyamin saat ini juga terus melakukan sosialisasi dan mengingatkan agar seluruh relawan serta tim pemenangannya agar mengajak seluruh masyarakat yang belum tahu akan adanya Pilkada agar datang ke TPS.

"Kami juga memanfaatkan sisa-sisa waktu ini tidak hanya sekedar mensosialisasikan visi dan misi kami, tetapi juga mengajak seluruh masyarakat Tangsel agar hadir ke TPS pada 9 Desember nanti," tuturnya.

Sementara itu Arsid, lebih menjelaskan soal kualitas Pilkada Tangsel. menurutnya buruk dan baiknya kualitas Pilkada tergantung bagaimana para penyelenggaranya. Apakah bisa jujur dan adil dalam menjalankan semua tahapan yang telah diatur dalam Undang-undang.

"Pilkada berkualitas bisa terwujud jika para penyelenggara bisa adil dan jujur, peyelenggara yang jujur dan adil sudah pasti akan menghasilkan kualitas Pilkada yang sangat bagus," tuturnya.

Disinggung soal partisipasi pemilih, Arsid mengatakan saat ini rupanya masih banyak masyarakat Tangsel yang belum tahu bahwa pada 9 Desember nanti Tangsel. sehingga Arsid benar-benar berkerja keras melakukan sosialisasi dan mengajak seluruh masyarakat Tangsel agar hadir ke TPS.

"Jadi kami berharap, di sisa waktu yang sempit ini penyelenggara pemilu berkerja lebih masif lagi dalam hal mensosialisasikan Pilkada ini, agar partisipasi tinggi yang kita harapkan itu bisa terjadi," katanya.

Ikhsan Modjo mengatakan, hal yang menurutnya paling mengkhawatirkan ialah masih tingginya angka politik uang. Bahkan menurutnya dari beberapa lokasi yang pernah dikunjunginya. Masih ada masyarakat Tangsel meminta uang secara terang - terangan.

"Money politik juga tinggi di Tangsel, karena masyarakat mau ke TPS hanya kalau dibayar. Ini dari kejadian yang saya alami sendiri ketika melakukan kunjungan atau blusukan ke salah satu tempat di Tangsel," ujarnya.

Hal itu menurutnya menunjukan kualitas pemilu atau pesta demokrasi di Tangsel masih belum baik. Ditambah lagi dengan adanya peraturan baru yang mengatur Pilkada maka saat ini dirasakan masih kurang gaung pilkada Tangsel. Karena adanya pembatasan-pembatasan terutama dalam alat peraga kampanye.

"Karena adanya pembatasan-pembatasan terutama dalam alat peraga kampanye. Sehingga yang harus berperan aktif adalah penyelenggara yaitu KPU dan Panwas," tuturnya.

Sedangkan menurut Ketua Umum PWI Margiono, soal partisipasi pemilih tinggi dan rendahnya hal itu semua tergantung bagaimana kualitas para calon-calon kepala daerah yang maju saat ini.

"Kita lihat saja, jika nanti partisipasi kita rendah, maka kualitas para calonnya kurang bagus. Tapi saya optimis unutk di Pilkada Tangsel partisipasinya akan sangat tinggi. Karena kita bisa melihat calon yang maju saat ini kualitasnya sangat bagus," paparnya.

 

 

Go to top