Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Gelar Rakornas di Babel

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Gelar Rakornas di Babel

detakbanten.com, BABEL - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) bersama Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) akan menangani Mineral Ikutan Radioaktif (MIR) guna mengurangi dampak bahaya radiasi, Rabu (23/03/2022).

Deputi Bidang Perizinan dan Inspeksi Bapeten Zainal Arifin menuturkan, adanya mineral ikutan radioaktif yang tersisa ini harus ditangani. Karena ketika menjadi sisa, konsentrasi radioaktif makin tinggi sehingga perlu ditangani agar keselamatan publik dapat terjaga.

"Ini harus dikelola dengan baik jangan sampai berserakan, Babel sebagai penghasil sisa mineral ikutan ini harus dikelola dengan baik agar masyarakat selamat dari bahaya radiasi," ujar Zainal saat Rakornas Penanganan mineral ikutan radioaktif (MIR) di Hotel Novotel Pangkalpinang.

Lanjutnya, perlu koordinasi dan komunikasi antara pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan ini mau di apakan limbah ini, sehingga perlu ada rapat koordinasi ini.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Babel, Amir Syahbana mengatakan, mineral ikutan radioaktif yang ada di Babel yaitu zirkon, senotim, dan monasit, potensi radioaktif itu tergantung pada level pengolahan pemurnian di penambangan, sehingga perlu konsentrasi pemikiran penanganan dan lain sebagainya pada kegiatan olahan dan pemurnian biji timah termasuk pengolahan mineral ikutan ini.

"Ada 22 Smelter di Babel yang memiliki izin penyimpanan, namun itu fasilitas penyimpanan sementara yang dipikirkan adalah penyimpanan akhir ini perlu dipikirkan bersama antara pemerintah dan segala level," ungkap Amir.

"Perlu diketahui saat ini dengan meningginya harga timah termasuk produk samping yang tidak dilirik sekarang dilirik, kenapa penanganan ini dipilih di Babel karena mineral ini tertangani di Babel ini baru timah," paparnya.

Sementara itu, Deputi pengkajian dan Keselamatan Nuklir Bapeten, Dahlia Cakrawati Sinaga menjelaskan, dampak dari radioaktif di Babel ini ada dua yaitu dampak yang dilihat beberapa tahun nanti, maupun dampak yang akan terjadi saat ini.

"Dampak saat ini di Bangka tidak besar, seperti kulit merah iritasi tidak seperti itu, tapi lebih ke dampak delay atau dampak yang tertunda beberapa tahun ke depan, mungkin efeknya yang tertunda jenisnya biasanya kanker," jelas Dahlia (DF).

 

 

Go to top

Joomla! Debug Console

Session

Profile Information

Memory Usage

Database Queries