Jelang Pemilu 2024, PWI Tangsel Gandeng Empat Institusi Ini Untuk Bersama Lawan Berita Hoaks

Kepala Diskominfo Tangsel, Tb Asep Nurdin paparkan bahaya hoaks jelang Pemilu 2024. Kepala Diskominfo Tangsel, Tb Asep Nurdin paparkan bahaya hoaks jelang Pemilu 2024.

detakbanten.com, TANGSEL-Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar diskusi publik dengan tema 'Bahaya Berita Hoaks di Tahun Politik' yang digelar di salah satu resto kawasan Serpong, Jumat (25/8/2023).

Diskusi publik yang melibatkan KPU, Bawaslu, Kepoloisian dan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) itu, untuk bersama-sama melawan penyebaran berita bohong atau hoaks terutama jelang Pemilu 2024 mendatang.

Kepala Diskominfo Kota Tangsel, Tb Asep Nurdin menerangkan, jelang Pemilu 2024 trend berita hoaks diprediksi akan cepat merebak. Oleh karena itu, persoalan tersebut harus segera di atasi baik oleh pemerintah, lembaga penyelenggara Pemilu, insan Pers, dan masyarakat umum.

Menurut Tb Asep, pihaknya sepakat bahwa masyarakat perlu diberi edukasi terkait berita hoaks melalui diskusi-diskusi publik semacam ini. Dengan begitu, masyarakat akan mengetahui media-media kredibel dalam menyampaikan berita.

Asep mengatakan bahwa sumber hoaks terbesar ada pada media sosial sebanyak 90 persen dan pembahasan hoaksnya adalah terkait isu sosial politik 90 persen.

"Kenapa besar sekali? Karena banyak kepentingan disini, baik kepentingan bisnis, politik dan edukasi. Jadi sebetulnya banyak sekali tujuan orang dalam rangka menyebrarkan hoaks," ungkapnya.

Tb Asep mengatakan, untuk melawan berita-berita hoaks tersebut, masyarakat harus diberikan edukasi tentang bahaya berita hoaks jika menyebar di masyarakat.

"Kami sepakat bahwa hoaks ini harus dilawan dengan berita-berita yang mengedukasi," tambahnya.

Ketua KPU Tangsel, M Taufiq MZ mengatakan, delegitimasi terhadap KPU melalui berita hoaks juga terjadi, salah satunya saat Pemilu 2019 lalu. Dimana pada saat itu terjadi banyak hoaks mengenai kecurangan Pemilu terkait pembongkaran kotak suara, dimana fakta yang ada sebenarnya tidak demikian.

"Delegitimasi terhadap KPU juga terjadi melalui berita hoaks," ujarnya.

Dia bilang, untuk mengantisipasi penyebaran berita hoaks, pihaknya saat ini mulai merangkul kelompok rentan yang di identifikasi menjadi kelompok orang sumbu pendek, buzzer, dan orang tidak terjamah informasi positif.

Sementara Ketua Bawaslu Kota Tangsel, Muhamad Acep menyatakan bahwa berita hoaks tidak bisa dilawan dengan pembenaran, karena akan terus menjadi hoaks kembali.

"Kalau kami melawannya dengan memproduksi informasi positif. Kalau hoaksnya satu informasi positifnya harus lima," ungkapnya.

Dia menjelaskan, Bawaslu Kota Tangsel sendiri dalam melawan hoaks telah membentuk Sahabat Digital yang anggotanya berjumlah 30 orang yang terdiri dari mahasiswa dan pemuda setempat.

Sementara itu Ketua PWI Tangsel Eko Nursanto menambahkan, diskusi publik yang digelar PWI Tangsel juga diharapkan dapat menambah wawasan wartawan di Tangsel agar mampu memproduksi berita yang kredibel dan dapat dipertanggung jawabkan.

"Merupakan sinyal kita semua bagaiamana teman-teman wartawan dengan adanya diskusi ini bisa memilah dan memilih berita-berita yang kredibel dan bertanggung jawab dan semoga apa yang menjadi diskusi hari ini bisa mengedukasi kita semua," tandasnya.

 

 

Go to top