Legislator Tangsel Pukul Wasit, Pengamat : Partai Harus Kasih Punishment

Edy Mamat jersey putih merah dibawa keluar lapangan oleh panitia turnamen sepakbola Pakujaya Cup 7. Edy Mamat jersey putih merah dibawa keluar lapangan oleh panitia turnamen sepakbola Pakujaya Cup 7.

detakbanten.com, TANGSEL-Pengamat Kebijakan Publik Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang, Adib Miftahul mengungkapkan, elektabilitas Edy Mamat yang memukul wasit pertandingan sepakbola di lapangan Pakujaya, Serpong Utara, dipastikan bakal merosot.

Aksi Edy Mamat itu sendiri saat melakukan pemukulan kepada wasit, juga di saksikan penonton. Video pemukulan Edy Mamat kepada wasit pemimpin pertandingan pun beredar luas di media sosial dan di konsumsi publik.

"Pasti (merosot-red), jejak digital itu kan sudah ramai. Harusnya memang MKP (Mahkamah Kehormatan Partai-red) harus kasih punishment. Karena ini kan memberikan efek buruk, bahwa anggota dewan mereka, kader mereka seorang yang berprilaku kurang baik," kata Adib, Rabu (15/6/2022).

Direktur Kajian Poltik Nasional (KPN) itu menjelaskan, partai harus bergerak cepat menyikapi persoalan yang dilakukan kadernya yang melakukan pemukulan terhadap wasit pemimpin pertandingan sepakbola tersebut.

"Cuma kalau sampai hari ini partainya tidak bergerak, perlu di pertanyakan. Komitmen mereka terhadap hak asasi manusia, komitmen mereka soal etika dan moralitas itu sejauh mana?," ungkapnya.

Makanya, Adib bilang, evaluasi terhadap kader menjadi alarm penting bahwa masuk ke partai itu harus berkeringat dan harus melalui jenjang kaderisasi. Namun ketika partai-partai tersebut dalam skala level lokal mempraktekan oligarki politik dan oligarki ekonomi, yang terjadi adalah hal seperti saat ini, yakni kader-kader yang instan, kader-kader yang memang tidak mempunyai cita rasa partai yang begitu melekat.

"Karena tokoh yang punya duit, itu lah yang akan di usung. Tapi kalau kader partai yang benar-benar berintegritas, punya idioligi, tidak akan seperti ini," beber Adib.

Menurut Adib, prilaku hantam kromo yang dilakukan legislator tersebut, bisa di ibaratkan seperti anak-anak pinggir jalan. Oleh karena itu, untuk mencegah kejadian tersebut tidak terulang kembali, maka pendidikan politik yang baik harus diberikan kepada kader.

"Tentu saja kejadian ini bisa mempengaruhi soal nama partai. Ya ngak mungkin lah, hal-hal tersebut tidak mempengaruhi stigma sebuah partai kalau memang anggotanya seperti itu," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Tangsel, Yudi Budi Wibowo menyebutkan, Edy Mamat akhirnya di panggil untuk memberikan keterangan kepada Majlis Kehormatan Partai (MKP) DPP Gerindra.

"Kami sudah di minta keterangan oleh Majelis Kehormatan Partai (MKP), terkait kasus itu. Nanti keputusan dari majelis keluar setelah semua tahapan sidang selesai," kata Yudi melalui aplikasi WhatsApp, Senin malam (13/6/2022).

Menurutnya, MKP punya mekanisme dan tahapan-tahapan untuk memutus perkara. Apakah di lakukan oleh yang bersangkutan termasuk pelanggaran kode etik partai atau bukan.

"Nah itu MKP nanti yang memutuskan, DPC ngak punya wewenang," pungkasnya.

Diketahui, Edy Mamat merupakan Anggota DPRD Kota Tangsel dari Fraksi Partai Gerindra. Legislator asal Daerah Pemilihan (Dapil) Serpong Utara itu, nekat pukul wasit pertandingan sepakbola Pakujaya Cup 7 lantaran tak terima di beri kartu merah oleh wasit, Jumat lalu (10/6/2022).

 

 

Go to top