Neraca Perdagangan Surplus, Mendag: Teruskan Tren Positif Selama 49 Bulan

Neraca Perdagangan Surplus, Mendag: Teruskan Tren Positif Selama 49 Bulan

Detakbanten.com, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia hingga Mei 2024 kembali melanjutkan tren positif. Neraca ini membukukan surplus USD 2,93 miliar. Nilai ini naik USD 2,72 miliar dibandingkan April 2024.

Surplus perdagangan Mei lalu terdiri atas surplus nonmigas USD 4,26 miliar dan defisit migas
USD 1,33 miliar. "Surplus ini sekaligus melanjutkan tren surplus selama 49 bulan berturut sejak Mei 2020. Kami optimistis sektor perdagangan terus menopang kinerja perdagangan Indonesia
mendatang," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dalam keterangan resmi, Sabtu (22/6/2024).

Mendag menjelaskan, negara mitra dagang seperti India, Amerika Serikat,
Jepang, Filipina, dan Vietnam, jadi penyumbang surplus perdagangan terbesar selama Mei 2024. Total mencapai USD 4,60 miliar.

Sedangkan penyumbang defisit perdagangan terdalam ialah
Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Singapura, Australia, Thailand, dan Jerman USD 2,86 miliar.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Mei 2024 surplus USD 13,06 miliar.

Surplus perdagangan Januari-Mei 2024 terdiri atas surplus nonmigas USD 21,13 miliar dan defisit migas USD 8,07 miliar. Capaian surplus kumulatif ini turun USD 3,41 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD 16,47 miliar.

Sementara, ekspor Indonesia pada Mei 2024 tercatat USD 22,33 miliar. Nilai ekspor ini naik 13,82 persen dibanding April 2024 (MoM) dan naik 2,86 persen dibanding Mei tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan ekspor Mei 2024 disumbang naiknya ekspor nonmigas 14,46 persen dan sektor migas 5,12 persen dibanding April 2024 (MoM).

“Capaian ekspor Mei 2024 mendukung surplus perdagangan USD 2,93 miliar. Nilai surplus ini lebih baik dibanding surplus April 2024 sebesar USD 2,72 miliar dan Mei 2023 sebesar USD 0,43 miliar,” jelasnya.

Secara rinci, Mendag menjelaskan, peningkatan kinerja ekspor Mei 2024 secara bulanan (MoM) mencatat pertumbuhan positif pada seluruh sektor. Pada Mei ini, ekspor sektor pertanian meningkat 32,45 persen, diikuti sektor industri pengolahan (16,40 persen), dan pertambangan (5,93 persen).

Peningkatan ini tak lepas dari pola musiman pasca-Lebaran dan kenaikan harga beberapa komoditas pertanian dan pertambangan unggulan Indonesia di pasar internasional, seperti teh, bijih besi, emas, tembaga, dan nikel.

 

 

Go to top